Belajar Menjadi Istri


Marriage is not easy as you see.

Jika kamu merasa capek kuliah atau capek kerja lalu bilang “pengen nikah aja”, trust me, itu bukan pikiran yang tepat. Kelihatannya memang asyik yah, enak nikah karena ada teman sehari-hari, teman makan, teman main, teman tidur, teman berantem, teman ketawa sampai teman nonton drakor. Tapi kenyataannya, menikah itu sulit kalau kamu tidak benar-benar siap.

Bagiku, menikah berarti siap untuk belajar menjadi seorang istri. Siap untuk bangun lebih pagi, siap untuk masak lebih sering, siap untuk bersih-bersih rumah lebih rajin, sampai siap untuk menerima segala kurang dan lebihnya pasangan. Siap untuk gak hedon juga termasuk. Karena menikah bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk esok dan seterusnya, dimana akan ada yang namanya 1 ditambah 1 menjadi 3 atau 4 bahkan 5.

Menjadi seorang istri berarti menghilangkan segala keegoisan. Tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga orang yang hidup seatap dengan kita. Aku tidak bisa lagi bangun siang seenaknya, atau habis subuh tidur lagi (kecuali kesepakatan saat weekend, hahahaha). Kenapa? Karena ada seseorang yang perlu diurus. Aku tidak bisa lagi skip sarapan, atau sarapan hanya menyiapkan sepotong roti, tidak. Harus nasi, harus!! Awalnya berat, karena tidak biasa. Tapi lama-lama, yasudah jalanin aja, hahahaha

Atau lagi, aku tidak bisa seenaknya bilang terserah. Harus bisa mengambil keputusan. Contoh kecil, memutuskan hari ini masak apa. Karena biasanya, para suami akan manut-manut aja makan apa, dimasakin apa aja dimakan kok (kecuali kasus tertentu yang emang gak suka pake banget, atau gak bisa makan makanan tersebut), keasinan juga ditelen aja, hahahaha.

Menikah itu, tidak hanya soal haha hihi, pasti ada tikungan, tanjakan, turunan curam, tidak lurus-lurus saja. Jawaban ujiannya, tidak ada di text book, ya..!

Menikah itu, tidak mudah. Menjadi seorang istri itu lebih tidak mudah. Kalau kamu tidak siap berubah.



Bogor,30 Juni 2020
10.52 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menenggelamkan Senja

Cokelat Panas dan Obrolan Masa Lalu