Kita hanya Tidak Sadar

Perlu waktu lebih dari sepuluh tahun untuk berhenti mencari padahal sudah menemukan. Aku dan dia, mungkin juga kalian hanya tidak sadar, atau tidak pernah sadar, atau bahkan tidak ingin menyadari bahwa seringnya hal yang selama ini dicari ada di depan mata kita. Seperti aku dan laki-laki yang tidak suka kopi.

Dua tahun terakhir adalah masa - masa dimana menjatuhkan hati adalah hal yang paling tidak aku pikirkan lagi. Aku tidak berpikir untuk membagi hidupku dengan satu orang laki-laki. Aku, yang dengan sombongnya berpikir bahwa aku tidak butuh untuk menikah dan dinafkahi oleh orang lain, karena saat itu aku bisa menghidupi diriku sendiri, aku bisa melakukan apapun tanpa harus bergantung pada satu orang laki-laki yang akan aku sebut Suami.

Kemudian aku akui, kesombonganku itu muncul akibat lelahnya patah hati, lelahnya berusaha dan berdoa, hingga rasa kesal karena tak kunjung bertemu dengan belahan jiwa. Sampai akhirnya aku dibimbing untuk kembali pada pemikiran yang lurus dan berserah pada Tuhan.

Entah semesta bekerja seperti apa, hanya saja waktu itu tiba-tiba aku teringat kenalan lama. Baik, mari kita luruskan, tahun 2009 atau 2010 entahlah lupa, kami pernah bersama. Lalu berpisah karena jarak dan kesibukan masing-masing. Saat itu bahkan aku tidak bermimpi untuk kembali menjalin kisah asmara. Benar-benar murni ingin bertemu untuk sekedar bertegur sapa.

Tapi lagi-lagi semesta sedang bekerja. Dia tiba-tiba mengutarakan keinginannya, berharap masih ada kesempatan kedua untuk bersama. Menikah, katanya. Dan aku hanya tertawa, sampai akhirnya entah aku bilang apa, yang ku tahu kini kami seiya sekata.

Tahun 2006, aku hanya tidak menyadari bahwa sejak itu aku sudah dipertemukan. Namun dengan segala keangkuhan aku mencari-cari yang tak bisa aku genggam. Terkadang, kita memang hanya tidak sadar bahwa sedekat itulah pilihan Tuhan.


Yogyakarta, 7 September 2019
18.58 WIB

Terima kasih telah mengajarkan bahwa kesempatan kedua itu ada jika kamu memang memilih untuk memberikannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menenggelamkan Senja

Cokelat Panas dan Obrolan Masa Lalu