Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Kita hanya Tidak Sadar

Perlu waktu lebih dari sepuluh tahun untuk berhenti mencari padahal sudah menemukan. Aku dan dia, mungkin juga kalian hanya tidak sadar, atau tidak pernah sadar, atau bahkan tidak ingin menyadari bahwa seringnya hal yang selama ini dicari ada di depan mata kita. Seperti aku dan laki-laki yang tidak suka kopi. Dua tahun terakhir adalah masa - masa dimana menjatuhkan hati adalah hal yang paling tidak aku pikirkan lagi. Aku tidak berpikir untuk membagi hidupku dengan satu orang laki-laki. Aku, yang dengan sombongnya berpikir bahwa aku tidak butuh untuk menikah dan dinafkahi oleh orang lain, karena saat itu aku bisa menghidupi diriku sendiri, aku bisa melakukan apapun tanpa harus bergantung pada satu orang laki-laki yang akan aku sebut Suami. Kemudian aku akui, kesombonganku itu muncul akibat lelahnya patah hati, lelahnya berusaha dan berdoa, hingga rasa kesal karena tak kunjung bertemu dengan belahan jiwa. Sampai akhirnya aku dibimbing untuk kembali pada pemikiran yang lurus dan...

Puluhan Purnama

Jadi, gimana rasanya mau nikah? Berat. Kataku. Benar, menikah dan memiliki anak adalah impian setiap perempuan, bukan, semua orang sepertinya. Termasuk aku. Rasanya seperti, entahlah, ada bahagia bercampur ketakutan. Takut nanti gak bisa ini itu, takut drama mertua-menantu, hahahaa Bicara soal jodoh dan menikah, rasanya aneh, seperti tiba-tiba "kok bisa ya?" haha Aku sendiri bahkan masih gak percaya sampai hari ini kalau pernikahanku itu sebulan lagi. Seperti ada perasaan antara siap dan tidak. Antara yakin dan merasa sedang bermimpi. Apalagi kalau ingat jalan cerita menuju pernikahan ini, rasanya gak percaya, oh ada ya yang mau aku jadi istrinya. Bhahahahaha Kata orang, kalau semesta merestui semuanya dimudahkan. Seperti tiba-tiba mudah saja bertemu kembali setelah puluhan purnama. Seperti tiba-tiba mudah untuk meneguhkan hati datang kepada orang tua. Seperti tiba-tiba mudah saja menentukan hari H. Seperti tiba-tiba saja dengan mudah aku mau belajar untuk...

Cokelat Panas dan Obrolan Masa Lalu

Sesekali perempuan itu berpikir bagaimana jadinya jika ia bertemu kembali dengan seseorang dari masa lalu. Entah apa yang akan dia katakan padanya, entah akan seperti apa raut wajahnya. Mungkin dia akan menyembunyikan kenyataan bahwa bertemu lagi sebenarnya membuat lukanya kembali menganga. "Aku harus tertawa." katanya. Pagi ini ia bergegas mandi. Perempuan itu tidak ingin membuat dia menunggu terlalu lama, atau bahkan melewatkan kesempatan yang ada. "Ini tidak akan ada lagi, pekerjaan rumah lain kali saja", pikirnya. Dan disinilah sekarang perempuan itu, duduk menunggu diantara orang-orang yang berlalu-lalang di salah satu jalanan kota. Lama. Sepuluh menit menunggu, rasanya ada yang salah, harusnya dia tak pergi kesana, tapi sekali lagi... ini hal yang dia inginkan sejak lama. "Tak apa, aku akan bersabar sekarang," batinnya. Rasanya seperti sedang berhalusinasi, ketika perempuan itu melihat seorang lelaki berjalan ke arahnya. Sadar ia menemukan ...